Dia mengawali karir profesionalnya pada 2001, pada tahun itu dia mengalahkan seorang mantan juara kejuaraan turnamen Grand Slam, Pat Cash, pada sebuah laga ekshibisi di lapangan tanah liat.
Pada 2002, pada usia 15 tahun 10 bulan, Nadal yang ketika itu berada di peringkat ke-762 memenangi laga pertamanya di dunia tenis saat menghadapi Ramon Delgado dan menjadi pemain ke-9 di Era Terbuka yang memenangi sebuah laga sebelum berusia 16 tahun. Pada tahun yang sama, dia memenangi 2 gelar Challenger.
Pada 2003, pada Wimbledon 2003, dia mengalahkan peringkat 1 dunia saat itu, Roger Federer dan menjadi pemain termuda yang pernah mencapai babak ketiga Wimbledon dan mengalahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Boris Bocker. Dan dia memenangi ATP Newcomer of the Year Award pada tahun yang sama.
Pada 2004, dia mencapai ronde ketiga Australia Terbuka 2004 di mana di babak itu dia dikalahkan oleh Lleyton Hewitt. Beberapa saat kemudian, dia bertemu lagi dengan Roger Federer pada Miami Masters 2004 dan kembali mengalahkan Federer, dia juga menjadi salah satu dari 6 orang yang mengalahkan Federer pada 2004 (Rafael Nadal, Tim Henman, Albert Costa, Gustavo Kuerten, Dominik Hrbaty, dan Tomas Berdych). Sayangnya, dia melewatkan beberapa turnamen tanah liat termasuk Prancis Terbuka karena cedera. Tetapi, pada tahun ini, dia juga menjadi pemain termuda yang memenangi pertandingan di Piala Davis dan membantu Spanyol menjadi juara di Piala Davis dengan Nadal mengalahkan Andy Roddick, yang saat itu berada di peringkat 2 dunia, dengan itu membuat Spanyol menang 3-2 atas Amerika Serikat.
Pada 2005, dia mengawali tahun dengan hanya sampai babak keempat Australia Terbuka, kemudian mencapai final Miami Masters. Kemudian dia mendominasi lapangan tanah liat, dia meraih 24 kemenangan beruntun, mematahkan rekor Andre Agassi pada Era Terbuka sebagai remaja pria. Kemudian Nadal memengangi Torneo Conde de Godo di Barcelona dan mengalahkan runner-up Prancis Terbuka 2004 Guillermo Coria di Monte Carlo Masters dan Roma Masters. Berkat kemenangan ini, dia mencapai peringkat perinkat ke-5 dan membuatnya menjadi salah satu favorit untuk memenangi Prancis Terbuka 2005. Pada ulang tahunnya yang ke-19, dia mengalahkan Roger Federer pada laga semifinal Prancis Terbuka. Dan dia menjadi satu dari 4 pemain yang mengalahkan unggulan pertama pada tahun itu (bersama Marat Safin, Richard Gasquet, dan David Nalbandian). Dua hari setelah kemenangannya atas Federer di semifinal, dia mengalahkan Mariano Puerta di final dan menjadi orang kedua setelah Mats Wilander pada 1982 yang menjuarai Prancis Terbuka pada debutnya di Prancis Terbuka. Dia juga menjadi remaja pertama yang mejuarai Grand Slam tunggal setelah Pete Sampras memenagi US Oper pada 1990. Kemenangannya di Prancis terbuka menaikkan peringkatnya ke peringkat-3 dunia. Setelah itu, rekor 24 kemenangan beruntunnya dihentikan oleh petenis Jerman, Alexander Waske di babak pertama turnamen tenis rumput Gerry Weber Open di Jerman. Kemudian dia kembali kalah di babak kedua Wimbledon ketika menghadapi Gilles Muller dari Luxemburg. Segera setelah Wimbledon, dia memenangi 16 laga beruntun dan itu membuat dia berada di peringkat 2 dunia pada tanggal 25 Juli 2005. Nadal memulai turnamen di Amerika Utara dengan memenangi Canada Masters, tapi langsung kandas di babak pertama Cincinnatti Masters. Nadal berada di unggulan kedua pada US Terbuka, namun dia hanya sampai babak ketiga dengan dikalahkan oleh peringkat 49 dunia, James Blake. Pada September, dia memenangi China Open dan Piala Davis dengan mengalahkan Italia. Pada tahun ini, Nadal mendapatkan penghargaan Golden Bagen Award dan ATP Most Improved Player of the Year Award.
Pada 2006, dia melakukan hal spektakuler di turnamen tanah liat di Eropa. Dia memenangi 4 turnamen yang dia ikuti dan meraih 24 kemenangan beruntun. Dia mengalahkan Federer di final Master Series Monte Carlo, lalu mengalahkan Tommy Rebredo di final Open Sabadell Atlantico, kemudian menjuarai Master Series Internazionali BNL d'Italia di Roma, dan memenangi Prancis Terbuka dengan mengalahkan Roger Federer dan menjadi orang pertama yang mengalahkan Federer di final turnamen Grand Slam. Dia menjadi pemain pertama sejak Andre Agassi pada 1994-1995 yang mengakhiri tahun dengan menjadi peringkat ke-2 selama 2 tahun beruntun.
Pada 2007, dia mengawali tahun dengan mengikuti 6 turnamen lapangan tanah keras. Dia dikalahkan di perempat final Australia Open dari Fernando Gonzalez, kemudian kembali hanya sampai di perempat final Dubai Tennis Championship, dan memenangi Indian Wells Masters, sebelum kembali kalah di perempat final oleh Novak Djokovic di Miami Masters. Kembali ke Eropa, dia mengikuti 5 turnamen tanah liat. Dia menjadi juara di Master Series Monte Carlo, Open Sabadell Atlantico, dan Master Series Internazionali BNL d'Italia. Tetapi, pada Master Series Hamburg, Roger Federer mengalahkannya di final dan mengakhiri rekor 81 kemenang beruntun di lapangan tanah liat. Namun pada French Open, dia kembali mengalahkan Roger Federer di babak final sehingga meraih gelar French Open 3 kali berturut-turut. Kemudian, Nadal memenangi Mercedes Cup di Stuttgart, yang menjadi gelar terakhirnya tahun itu.
Pada 2008, dia mengawali tahun dengan memenangi Chennai Open. Kemudian, Nadal meraih semifinal Australia Open sebelum akhirnya dia dikalahkan Jo-Wilfired Tsonga. Pada Miami Masters pun, dia mencapai babak final. Kemudian di turnamen tanah liat Eropa, dia memenangi empat gelar dan tiga diantaranya dengam memecundangi Roger Federer di final. Dia mengalahkan Federer di Master Series Monte Carlo, Master Series Hamburg, dan French Open. Dan satu turnamen lagi yang dimenanginya adalah Open Sabadell Atlantico. Untuk French Open, Nadal menorehkan catatan luar biasa, dia memenangi French Open dengan hanya kehilangan 4 game. Dia juga memenangi gelar French Opennya yang ke-4 menyamai rekor Bjorn Borg dan menjadi petenis putra ke-4 yang memenangi gelar Grand Slam 4 kali beruntun (bersama dengan Bjorn Borg, Pete Sampras, dan Roger Federer). Kemudian dia mengalahkan Roger Federer di Wimbledon, dan mengakhiri catatan Roger Federer yang menang 5 kali beruntun di sana. Setelah itu, dia memengangi Rogers Cup di Toronto, dan lolos ke US Open. Di US Open, dia tidak kehilangan satu set pun hingga ronde ketiga. Pada ronde keempat dan perempat final, dia selalu kehilangan satu game dari Sam Querrey (keempat) dan Mardy Fish (perempat final). Tetapi, dia mengalami kekalahan di semifinal dari Andy Murray. Tetapi, bersamaan dengan kalahnya Federer di ronde awal membuat Nadal menempati peringkat 1 dunia. Dan dia membawa pulang medali emas Olimpiade Beijing 2008 dengan mengalahkan Novak Djokovic di semifinal dan Fernando Gonzalez di final. Kemudian dia membantu Spanyol mengalahkan Amerika Serikat di semifinal Piala Davis. Tetapi, cedera memaksanya absen di turnamen akhir tahun dan absen membela Spanyol kala menghadapi Argentina di final Piala Davis.
Pada 2009, dia memenangi Australia Open pertamanya. Dia mengalahkan kompatriotnya Fernando Verdasco di semifinal dan Roger Federer di final. Pada Indian Wells Masters, Nadal memenangi gelar Masters 1000 nya yang ke-13. Di Eropa, dia kembali memenangi kompetisi tanah liat Master Series Monte Carlo, kemudian memenangi turnamen ATP 500 di Barcelona. Dia juga memenangi Rome Masters, dengan mengalahkan Novak Djokovic di final. Kemudian dia berpartisipasi di Madrid Open, sayang di final dia dikalahkan Roger Federer. Ini adalah kekalahan pertamanya dari Federer sejak 2007 Tennis Masters Cup. Kemudian di French Open, ketika dia mengalahkan Lleyton Hewitt di babak ketiga French Open dia meraih kemenangannya yang ke-31 di Roland Garros mengalahkan rekor Bjorn Borg yang mencapai 28 kemenangan beruntun. Tetapi di babak ke-4 dia dikalahkan Robin Soderling. Dan kekalahan itu menjadi kekalahan pertamanya di French Open. Setelah kekalahannya yang mengejutkan dia mengundurkan dari AEGON Championship karena cedera. Dan karena mundurnya dia, Federer kembali meraih gelar dan merebut kembali peringkat 1 dunia. Kemudian kembali di Rogers Cup dan tampil di US Open. Tetapi kekalahan Nadal di perempat final dari Juan Martin del Potro. Dia kehilangan tempat ke-2 yang direbut oleh Andy Murray pada 17 Agustus 2009, yang berarti terlempar keluar dari 2 besar pertama kali sejak 25 Juli 2005. Di World Tour Finals, secara mengejutkan dia selalu kalah di tiga laga dari Robin Soderling, Nikolay Davydenko, dan Novak Djokovic. Tetapi, dia membantu negaranya mengalahkan Serbia untuk menjuarai Piala Davis.
Pada 2010, dia berpartisipasi di Capitala World Tennis Championship di Abu Dhabi. Di sana, dia mengalahkan kompatriotnya, David Ferrer, di semifinal dan mengalahkan Robin Soderling di final. Dia juga berpartisipasi di Qatar ExxonMobil Open ATP 250 di Doha, di mana dia kalah di final dari Nikolay Davydenko. Di Australia Open, dia mengalahkan Peter Luczak, Lukas Lacko, Philipp Kohlschreibher, dan Ivo Karlovic. Di perempatfinal, dia terpaksa mundur karena mengalami cedera saat sedang berhadapan dengan Andy Murray. Kemudian dia kembali dan sukses menggapai semifinal BNP Paribas Open. Dan kembali meraih final di Monte-Carlo Rolex Masters. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini dia melewatkan turnamen di Barcelona dan lebih memilih Internazionali BNL d'Italia. Dia mengalahkan Philipp Kohlschreibher, Victor Hanescu, dan Stanlias Wawrinka. Kemudian mengalahkan Ernests Gulbis, yang mengalahkan Roger Federer di babak sebelumnya. Kemudian di final, dia mengalahkan David Ferrer. Kemudian dia menjadi runner-up di Mutua Madrilena Madrid Open. Dan ketika Nadal kembali ke French Open, banyak yang berharap akan berlangsung Nadal-Federer di final. Namun skenario itu gagal seiring dengan tersingkirnya Federer di perempat final. Tetapi berkat kekalahan Federer, Nadal bisa merebut kembali peringkat 1 dunia. Di mana dia sukses ke final dan mengalahakan Robin Soderling. Berikutnya dia terjun di AEGON Championship, dan dia hanya sukses sampai perempat final di mana dia dikalahkan oleh Feliciano Lopez. Kemudian di Wimbledon, dia meraih juara setelah mengalahkan Kei Nishikori, Robin Haase, Philipp Petzschner, Paul-Henri Mathieu, Robin Soderling, Andy Murray, dan Tomas Berdych. Dan di US Open dia menjadi juara setelah mengalahkan Teymuraz Gabashvili, Denis Istomin, Gilles Simon, Feliciano Lopez, Fernando Verdasco, Mikhail Youzhny, dan di final dia mengalahkan Novak Djokovic. Dengan kemenangannya di US Open ini, dia melengkapi seluruh koleksi Grand Slamnya menjadi orang kedua setelah Andre Agassi yang melakukannya pertama. Dia dan Mats Wilander pun menjadi dua pemain putra yang sanggup meraih gelar di berbagai jenis lapangan. Kemudian dia mulai tur ke Asia, dimulai dengan PTT Thailand Open di mana dia sukses mencapai semifinal sebelum dikalahkan oleh Guillermo Garcia Lopez. Kemudian juara di Rakuten Japan Open Tennis Championship. Lalu ikut serta di Shanghai Rolex Masters di mana dia kalah di babak ketiga oleh Jurgen Melzer. Pada ATP World Tour Finals di London, dia memenangi seluruh pertandingan di babak grup, dari Andy Roddick, Novak Djokovic, dan Tomas Berdych. Di semifinal dia mengalahkan Andy Murray tetapi kalah di final dari Roger Federer. Kemudian pada 21 Desember 2010 di Zurich, dia dan Roger Federer mengadakan pertandingan ekshibisi untuk Roger Federer Foundation.
Pada 2011, dia mengawali tahun dengan ikut serta di Mubadala World Tennis Championship dan sukses menjadi juara. Lalu di Qatar ExxonMobil Open, dia hanya sampai semifinal di mana dia dikalahkan oleh Nikolay Davydenko. Tetapi, dia meraih gelar ganda bersama dengan Marc Lopez. Lalu di Australian Open, dia terpaksa mundur dari Australian Open karena mengalami cedera. Tetapi pada 7 Februari 2011, dia memperoleh Laureus World Sportsman of the Year. Kemudian ikut serta dalam BNP Paribas Open dan dia hanya bisa menjadi runner-up setelah dikalahkan oleh Novak Djokovic. Lalu tampil di Sony Ericsson Open, dan dia kembali dikalahkan oleh Novak Djokovic di final. Kemudian dia mengikuti Monte-Carlo Rolex Masters, di mana dia menjadi juara setelah mengalahkan David Ferrer di final. Lalu di Barcelona Open Banco Sabadell dia kembali juara setelah kembali mengalahkan Ferrer di final. Lalu dia mengikuti Mutua Madrid Open, di mana dia kembali takluk dari Novak Djokovic di final. Kemudian kalah kembali dari Novak Djokovic di Rome Masters. Tetapi, dia memenangi French Open setelah mengalahkan Roger Federer di final. Kemudian ketika di Wimbledon, lagi-lagi di final dia dikalahkan oleh Novak Djokovic. Kemudian tampil di Rogers Cup dan kalah dari Ivan Dodig. Lalu, di Cincinnatti Masters, dia ditaklukkan Mardy Fish di perempatfinal. Di US Open, lagi-lagi dia hanya menjadi runner-up setelah dikalahkan kembali oleh Novak Djokovic. Di Japan Open Tennis Championship, dia takluk dari Andy Murray di final. Di Shanghai Masters, dia diunggulkan akan juara karena absennya Novak Djokovic, tetapi justru ditaklukkan oleh Florian Mayer. Di ATP World Tour Finals, dia dikalahkan oleh Roger Federer dan Jo-Wilfried Tsonga dan dia tersingkir dari turnamen.
Pada 2012, dia memulainya dari Qatar Open. Tetapi langkahnya terhenti di semifinal dari Gael Monfils. Di Australian Open, dia sukses sampai ke final namun gagal mengalahkan Novak Djokovic di final dan pertandingannya di final itu memecahkan rekor pertandingan terlama di Australian Open dengan waktu 5 jam 53 menit mengalahkan laga Mats Wilander menghadapi Ivan Lendl yang memerlukan 4 jam 54 menit. Lalu di Indian Wells, dia takluk di semifinal dari Roger Federer. Lalu di Monte-Carlo Rolex Masters, dia kembali juara setelah mengalahkan Novak Djokovic di final. Di Mutua Madrid Open, dia takluk dari Fernando Verdasco. Lalu dia bertanding di BNL d'Italia dan Nadal kembali mengalahkan Novak Djokovic di final. Pada, French Open, dia mengalahkan Novak Djokovic dan menjadi petenis tersukses sepanjang sejarah French Open. Namun ketika akan berlaga di Olimpiade London 2012 dia terpaksa mundur dari turnamen setelah mengalami cedera hingga akhir tahun. Dampaknya peringkatnya turun ke peringkat 4 dunia.
Pada 2013, dia berusaha tampil di Australian Open, namun harus kembali mundur karena cedera. Kemudian dia mengikut VTR Open, tetapi takluk di final dari Horacio Zeballos. Dan pada Brasil Open, dia menjadi juara setelah menaklukan David Nalbandian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar