Tony Parker lahir di Bruges, Belgia tetapi besar di Prancis hingga dia dianggap sebagai warga negara Prancis. Ayahnya, Tony Parker, Sr. adalah keturunan Afrika-Amerika. Ayahnya bermain di Loyola University Chicago. Parker menikmati hubungan dekatnya dengan saudaranya di mana dan dia serta saudaranya sering ikut menyaksikan pertandingan ayahnya. Awalnya, Parker tertarik dengan sepak bola. Kemudian, ketika melihat evolusi dari Michael Jordan menjadi superstar basket mendunia, dia mulai merubah pikirannya. Parker juga mulai membangun kemampuannya di basket. Dan kemudian memutuskan untuk bermain di posisi point guard karena dia merasa bahwa kecepatan dan kegesitannya cocok untuk tampil di posisi point guard. Dia sebenarnya juga telah dipantau dan diminta menghadiri National Institute for Sports and Physical Education di Paris. Setelah bermain di liga amatir selama 2 musim, akhirnya Parker menandatangani kontrak profesionalnya dengan Paris Basket Racing pada 1999. Pada musim panas 2000, dia diundang menghadiri Nike Hoop Summit di Indianapolis. Di sana, di hadapan banyak pengamat profesional dan pelatih universitas, dia berkompetisi dengan bintang masa depan NBA, Darius Miles, Zach Randolph, dan Omar Cook. Pada kontes yang mempertemukan antara American All-Stars dengan European All-Stars, Parker menciptakan 20 poin, 7 assist, 4 rebound, dan 2 steal. Peforma Parker membuatnya diperebutkan oleh beberapa universitas, di antaranya UCLA dan Georgia Tech yang membujuk Parker untuk masuk ke tim mereka. Tetapi, Parker memutuskan untuk tinggal di Prancis dan melupakan NCAA, di Prancis dia menghabiskan 2 tahun bersama Paris Racing Team sebelum memasuki 2001 NBA Draft.
Ketika, memasuki 2001 NBA Draft. Dia diundang oleh San Antonio Spurs ke kamp musim panas mereka. Pengalaman pertama Parker sangat menakutkan. Di mana pelatih Spurs, Gregg Popovich, menghadapkannya dengan pemantau sekaligus mantan pemain Spurs, Lance Blanks. Parker dibuat kewalahan oleh ketajaman dan pertahan fisik Blanks dan Popovich segera menggantinya setelah hanya 10 menit. Tetapi setelah melihat permainan terbaik dari Parker, Popovich kemudian memanggil Parker untuk kedua kalinya. Pada penampilan keduanya dia tampil luar biasa kala menghadapi Blanks sampai-sampai Blanks menybutnya sebagai seseorang yang menghancurkan tim. Tetapi, ketika Popovich memutuskan bahwa Parker adalah pertaruhan yang buruk, Spurs masih berharap Parker tidak dicaplok tim lain. Kemudian nama parker terdaftar di tim Spurs. Setelah menjadi backup dari Antonio Daniels, Parker membuat starter dan bermain 77 kali di musim reguler. Dia mencatatkan rata-rata 9,2 poin, 4,3 assist, dan 2,6 rebounds dengan rata-rata 29,4 menit per game. Ketika dia tampil menghadapi Los Angeles Clippers pada 30 November 2001, dia menjadi pemain ketiga setelah Tariq Abdul-Wahad dan Jerome Moiso, yang bermain di NBA game. Parker membuat tempo permainan Spurs menjadi makin luar biasa dan bersama rekan setimnya ketika dia terlibat di transisi serangan. Dia juga mampu melakukan jump shot pembuka dan membuat ruang yang besar bagi big men di Spurs, Tim Duncan dan David Robinson. Pada akhir musim, dia memimpin Spurs di assist dan steal. Dan Parker diumumkan masuk All-Rookie Star First Team untuk musim 2001-02, menjadi pemain asing pertama yang berposisi guard yang meraih hal itu. Meski Spurs tersingkir pada playoff, performa Parker tidaklah tak disadari. Pada 2002-03, Parker bermain di 82 game di musim reguler dan menjadi pemain reguler di Spurs. Peforma meningkat secara signifikan di musim keduanya yaitu dengan 15,5 poin per game, 5,3 assist per game, dan 2,6 rebounds per game. Peran Parker sebagai playmaker di Spurs dibuktikan pada 49 kejadian. Kemudian pada 2003 All-Star Weekend, Parker mewakili the Sophomores pada Got Milk? Rookie Challenge dan berpartisipasi dalam 989 Sport Skills Challenge perdana. Pada musim playoff, dia mencatatkan 2 skor terbaik sepanjang karirnya. Dia juga membantu Spurs mengalahkan New Jersey Nets 4-2 di final. Namun, Parker harus berjuang keras dengan penampilan inkonsistennya di final, sehingga seringkali digantikan dengan guard yang lebih berpengalaman seperti Steven Kerr dan Speedy Claxton. Parker juga mendapatkan kritikan pedas dari pelatih Spus, Gregg Popovich.
Meski ikut mengantarkan Spurs menjadi juara, keraguan menghinggapi masa depan Parker, namun Parker masih beruntung karena Spurs gagal mendatangkan guard New Jersey Nets Jason Kidd, dan memberitahu Popovich bahwa dia siap bekerja keras untuk menjadi pemain hebat. Parker bermain baik di musim reguler dengan 14,7 poin, 5,5 assist, dan 3,2 rebound. Meski, Spurs disingkirkan rival mereka Los Angeles Lakers pada semifinal wilayah barat. Pada musim 2004-05, Parker memperoleh kenaikan statistik di musim reguler dengan 16,6 poin, 6,1 assist, dan 3,7 rebound. Dia juga berada di posisi 13 di total assist, dan posisi ketiga di antara para point guard di persentase field goal. Spurs juga kuat di playoff dan Parker yang menjadi salah satunya tampil saat mengalahkan Denver Nuggets, Seattle SuperSonics, dan Phoenix Suns. Tetapi, Parker harus berjuang keras ketika final menghadapi Detroit Pistons. Koleganya di Spurs, Manu Ginobili dan Brent Barry mengambil alih peran playmaker ketika penampilan Parker tidak stabil. Akhirnya Spurs mengalhkan Pistons 4-3 di final.
Kemudian Parker terpilih pertama kalinya menjadi 2006 All-Star setelah memperoleh rata-rata poin terbaik sepanjang karirnya 18,9 poin dan persentase field goal yang menakjubkan ,548 persen. Dan membantu Spurs untuk meraih rekor menang-kalah 63-19 dan sayang kalah di babak kedua dari Dallas Mavericks. Pada 14 Februari 2007, setelah mengantarkan angka konsisten pada pertengahan awal musim 2006-07, dia terpilih untuk masuk All-Star. Spurs juga lolos ke playoff. Pada semifinal, Spurs menghadapi Suns yang dipimpin oleh 2 kali dan mendominasi NBA MVP Steve Nash. Di pertarungan 2 point guard terbaik di tahunnya, Parker menggunakan kecepatan untuk menciptakan skor dari layup atau dengan tembakan jarak tengahnya yang mulai berkembang. Setelah di final, dia membantu Spurs di final wilayah barat ketika menghadapi Utah Jazz. Dan di final, mereka berhadapan dengan Cleveland Cavaliers dan menyapu bersih semua pertandingan. Dan Parker menjadi NBA MVP Final 2007 menjadi pemain Eropa pertama yang memperoleh gelar itu.
Pada musim 2007-08, Parker mencatatkan rata-rata yang mirip dengan 2 tahun sebelumnya. Dan Spurs sukses meraih posisi ketiga wilayah barat. Di babak pertama, timnya sukses mengalahkan Phoenix Suns. Kemudian sukses mengalahkan New Orleans Hornets dengan bintangnya Chris Paul. Dan sayang pada final, dia dikalahkan oleh Los Angeles Lakers.
Pada musim 2008-09, Spurs mengalami jalan terjal di mana Spurs mengalami 3 kekalahan beruntun di awal. Kemudian di pertandingan keempat menghadapi Minnesota Timberwolves, Parker membukukan 55 poin, poin tertingginya dalam satu pertandingan NBA. Kemudian Parker juga dipanggil untuk All-Star Team. Kemudian, meski lolos, Spurs dan Parker tersingkir di babak pertama dari Dallas Mavericks.
Pada musim 2011-12, Spurs sukses menyapai catatan Chicago Bulls untuk rekor menang-kalah terbaik di liga. Kemudian di babak play-off, mereka sukses menyikirkan Utah Jazz dan Los Angeles Clippers. Namun, di final wilayah barat, Spurs ditaklukkan oleh Oklahoma City Thunder meski sempat meminmpin di 2 pertandingan awal.
Pada musim 2012-13, tepatnya pada 10 Desember 2012, dia memperoleh triple-double pertama sepanjang karirnya ketika menghadapi Houston Rockets pada laga ke-825 nya dengan perolehan 27 poin, 12 assist, dan 12 rebound. Dia menjadi pemain keempat yang sukses mencatatkan triple double setelah bermain selama 800 game di NBA setelah Karl Malone (860), Patrick Ewing (834), dan Cedric Maxwell (824). Parker kemudian terpilih sebagai Western Conference Player of the Month karena membantu Spurs meraih rekor 12-3 dan menjadi scorer di NBA. Dia menjadi pemain Spurs pertama yang meraihnya setelah terakhir kali Tim Duncan terakhir menerimanya pada 2002.
Pada masa lockout NBA, Tony Parker sempat membela tim negara asalnya, Prancis. Yaitu ASVEL Villeurbanne. Tidak seperti pemain lainnya yang mendapatkan gaji melimpah dari klub yang dibelanya semasa lockout. Parker justru hanya mendapatkan gaji yang rendah. Di Spurs, dia menerima lebih dari 50 juta US Dollar. Namun, di ASVEL dia hanya menerima 2000 US Dollar per bulan.
Tim yang dibela Tony Parker sepanjang karir profesionalnya:
Paris Basket Racing (1999-2001)
San Antonio Spurs (2001-...)
ASVEL Lyon-Villeurbanne (2011, selama masa lockout NBA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar